Kamis, 14 Oktober 2010

Tugas Pengantar Bisnis




Bagi sebagian besar orang, mengemis mungkin merupakan suatu pekerjaan yang hina. Tapi tidak bagi orang - orang yang telah menekuni profesi ini selama bertahun – tahun. Perasaan malu telah mereka buang jauh – jauh demi mendapatkan sesuap nasi. Dengan mengharapkan belas kasihan dari orang lainlah, dapur rumah mereka tetap berasap.

Menjadi pandangan yang biasa ketika kita melaksanakan Sholat Jum’at, para pengemis berjajar didepan gerbang masjid berharap ada orang dermawan yang mau membagikan sedikit rizkinya. Tapi jumlah itu tidak seberapa di bandingkan ketika umat Islam melaksanakan Sholat Idul Fitri ataupun ketika umat Tionghoa merayakan Tahun Baru Imlek. Jumlah mereka meningkat tiga kali lipat bahkan lebih dibandingkan hari – hari biasanya. Pada moment seperti inilah banyak orang yang menjadi pengemis dadakan karena pada hari itu umat Islam membagikan infak dan Shodaqoh sedangkan Tionghoa membagikan Angpao.

Tetapi belakangan ini banyak sekali “orang – orang nakal” yang mengambil kesempatan ini untuk meraih keuntungan. Mereka menganggap fenomena ini bisa dijadikan tempat berbisnis dan lahan untuk mendatangkan uang. Dengan membawahi beberapa pengemis, mereka tidak perlu turun ke jalan tetapi tetap mendapatkan uang yang diperoleh dari setoran pengemis yang dibawahinya.

Ironi memang, Penampilan mereka yang dekil dan lusuh tapi memiliki penghasilan yang mungkin lebih besar dari jumlah penghasilan anda perbulan, padahal anda bekerja di sebuah perkantoran ataupun sebagai PNS. Karena survey sebuah media di Jakarta mengatakan jumlah penghasilan pengemis di Istiqlal rata – rata 3 juta per bulan.

Hal inilah yang menjadi penyebab mereka kembali turun ke jalan setelah terkena razia, karena cukup dengan menengadahkan tangan dengan sedikit muka memelas, mereka sudah bisa mendapatkan uang. Walaupun sebenarnya ketika di razia mereka di beri keterampilan di departemen sosial dengan tujuan tidak mengemis lagi di jalanan.

Saya sebagai penulis tidak mengajak anda untuk menjadi pengemis, tapi inilah fakta di lapangan. 

Jadi, masih maukah anda memberi uang pada pengemis??